“Sesungguhnya amal hamba
yang pertama kali akan
dihisab pada hari kiamat
adalah shalatnya. Apabila
shalatnya baik, dia akan
mendapatkan
keberuntungan dan
keselamatan. Apabila
shalatnya rusak, dia akan
menyesal dan merugi. Jika
ada yang kurang dari shalat
wajibnya, Allah Tabaroka wa
Ta’ala mengatakan,’Lihatlah
apakah pada hamba
tersebut memiliki amalan
shalat sunnah?’ Maka
shalat sunnah tersebut
akan menyempurnakan
shalat wajibnya yang
kurang. Begitu juga amalan
lainnya seperti itu.”
Barang siapa melalaikan
sholat, Allah SWT akan
menyiksanya dengan 15
siksaan. Enam siksaan di
dunia, tiga siksaan ketika
meninggal, tiga siksaan di
alam kubur, tiga siksaan saat
bertemu dengan Allah SWT.
DALAM DUNIA
1. Dicabut keberkahan
hidupnya
2. Dihapus amal
sholehnya
3. Dicabut keislamannya
4. Rizkinya tidak
mendapat berkah
5. Amalnya tidak
mendapat pahala
6. Do’anya ditolak Allah
SWT
SAAT SAKARATUL MAUT
7. Dicabut nyawanya
dengan kasar
8. Merasakan haus yang
amat sangat
9. Merasakan lapar yang
amat sangat
DIDALAM KUBUR
10. Badannya dihimpit
bumi
11.Kuburnya gelap gulita
12. Dinyalakan api dalam
kuburnya
DI PADANG MAHSYAR
13. Menderita sengsara,
panas, lapar dan dahaga
14. Mendapatkan marah
dan laknat dari Allah SWT
15. Tangan dan kakinya
dirantai dengan bara api
dan dilempar ke dalam
Neraka
Gambaran Azab Bagi Yang
Meninggalkan Sholat .
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj
Rasulullah SAW, bukan saja
diperlihatkan tentang balasan
orang yang beramal baik,
tetapi juga diperlihatkan
balasan orang yang berbuat
mungkar, diantaranya siksaan
bagi yang meninggalkan
Sholat fardhu.
Mengenai balasan orang yang
meninggalkan Sholat Fardu:
“Rasulullah SAW, diperlihatkan
pada suatu kaum yang
membenturkan kepala mereka
pada batu, Setiap kali
benturan itu menyebabkan
kepala pecah, kemudian ia
kembali kepada keadaan
semula dan mereka tidak
terus berhenti melakukannya.
Lalu Rasulullah bertanya:
“Siapakah ini wahai Jibril”?
Jibril menjawab: “Mereka ini
orang yang berat kepalanya
untuk menunaikan Sholat
fardhu”. (Riwayat Tabrani).
Orang yang meninggalkan
Sholat akan dimasukkan ke
dalam Neraka Saqor. Maksud
Firman Allah Ta’ala: “..Setelah
melihat orang-orang yang
bersalah itu, mereka berkata:
“Apakah yang menyebabkan
kamu masuk ke dalam Neraka
Saqor ?”. Orang-orang yang
bersalah itu menjawab: “kami
termasuk dalam kumpulan
orang-orang yang tidak
mengerjakan Sholat” Al-ayat.
Saad bin Abi Waqas bertanya
kepada Rasulullah SAW
mengenai orang yang
melalaikan Sholat, maka jawab
Baginda SAW, “yaitu
mengakhirkan waktu Sholat
dari waktu asalnya hingga
sampai waktu Sholat lain.
Mereka telah menyia-nyiakan
dan melewatkan waktu Sholat,
maka mereka diancam dengan
Neraka Wail”.
Ibn Abbas dan Said bin Al-
Musaiyib turut menafsirkan
hadist di atas “yaitu orang
yang melengah-lengahkan
Sholat mereka sehingga
sampai kepada waktu Sholat
lain, maka bagi pelakunya jika
mereka tidak bertaubat Allah
menjanjikan mereka Neraka
Jahannam tempat
kembalinya”.
Maksud Hadist: “Siapa
meninggalkan sholat dengan
sengaja, maka sesungguhnya
dia telah kafir dengan nyata”.
Berdasarkan hadist ini,
Sebagaian besar ulama
(termasuk Imam Syafi’i)
berfatwa: Tidak wajib
memandikan, mengkafankan
dan mensholatkan jenazah
seseorang yang meninggal
dunia dan mengaku Islam,
tetapi tidak pernah
mengerjakan sholat. Bahkan,
ada yang mengatakan haram
mensholatkanya.
Siksa Neraka Sangat
Mengerikan
Mereka yang meninggalkan
sholat akan menerima siksa di
dunia dan di alam kubur yang
terdiri dari tiga siksaan.
Tiga jenis siksa di dalam
kubur yaitu:
1. Kuburnya akan berhimpit-
himpit serapat mungkin
sehingga meremukkan tulang-
tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam
kuburnya dan api itu akan
membelit dan membakar
tubuhnya siang dan malam
tiada henti-henti.
3.Akan muncul seekor ular
yang bernama “Sujaul Aqra” Ia
akan berkata, kepada si mati
dengan suaranya bagai
halilintar: “Aku disuruh oleh
Allah memukulmu sebab
meninggalkan sholat dari
Subuh hingga Dhuhur,
kemudian dari Dhuhur ke
Asar, dari Asar ke Maghrib
dan dari Maghrib ke Isya’
hingga Subuh”. Ia dipukul dari
waktu Subuh hingga naik
matahari, kemudian dipukul
dan dibenturkan hingga
terjungkal ke perut bumi
karena meninggalkan Sholat
Dhuhur. Kemudian dipukul
lagi karena meninggalkan
Sholat Asar, begitulah
seterusnya dari Asar ke
Maghrib, dari Maghrib ke
waktu Isya’ hingga ke waktu
Subuh lagi. Demikianlah
seterusnya siksaan oleh
“Sajaul Aqra” hingga hari
Qiamat.
Didalam Neraka Jahanam
terdapat wadi (lembah) yang
didalamnya terdapat ular-ular
berukuran sebesar tengkuk
unta dan panjangnya sebulan
perjalanan. Kerjanya tiada lain
kecuali menggigit orang-orang
yang tidak mengerjakan Sholat
semasa hidup mereka. Bisa
ular itu juga menggelegak di
di badan mereka selama 70
tahun sehingga hancur
seluruh daging badan mereka.
Kemudian tubuh kembali
pulih, lalu digigit lagi dan
begitulah seterusnya.
Maksud Hadist: “orang yang
meninggalkan sholat, akan
Allah hantarkan kepadanya
seekor ular besar bernama
“Suja’ul Akra”, yang matanya
memancarkan api, mempunyai
tangan dan berkuku besi,
dengan membawa alat
pemukul dari besi berat”.
Jumat, 12 Juli 2013
Ancaman Azab Bagi yang Meninggalkan Sholat Wajib.
Sabtu, 15 Juni 2013
Karena Ku Cinta Baginda Nabi (part 2)
Muhammad Singgih
Teringat kisah Hamid, dalam serial TV itu. Betapa akhlaknya melangit, perilakunya terpuji. Bahkan ia sampai meminta izin untuk mengambil buku yang sudah dibuang oleh pemiliknya di tempat sampah. Betapa besar cintanya pada baginda Nabi, tingkah lakunya adalah cerminan cintanya. Mungkin sebagian pembaca ada yang pesimis, seraya berkata “mana ada sosok seperti itu di Indonesia, di zaman sekarang?. Di timur tengah, mesir atau arab mungkin banyak itu pun di zaman dahulu kala”. Demi Allah, besar harapan saya akan muncul sosok-sosok seperti Hamid yang kelak akan memimpin Indonesia yang sejatinya adalah sepenggal jannah. Semoga.
Senin, 10 Juni 2013
Karena Ku Cinta Baginda Nabi (part 1)
Mungkin sebagian teman-teman ada yang melihat serial TV beberapa waktu lalu yang berjudul “Karena Ku Cinta Baginda Nabi”. Film garapan Ust Habiburrahman El Shirazy ini cukup membuat perasaan tercampur aduk. Menceritakan seorang anak yang sedang dalam proses tahfidzul Quran. Dengan akhlak melangit bak malaikat, mengarungi kerasnya kehidupan, ditinggal wafat ayahnya dan kondisi ibunya yang buta. Itulah tabiat kang abik yang senantiasa menampilkan tokoh-tokoh melangit yang diharapkan jadi panutan bagi anak negeri. Berbagai akhlak terpuji dilakukan oleh sang tokoh utama, seperti mengembalikan dompet milik orang kafir atau sekadar membantu orang tua yang kini jarang dilakukan oleh anak-anak masa kini. Di akhir cerita dijelaskan karena kecintaannya pada Nabi Muhammad SAW lah yang menyebabkan akhlak itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Jumat, 17 Mei 2013
Alur Perayaan Cinta
Teringat pada pada beberapa undangan walimah di atas meja yang mencantumkan ayat Al Quran, surat Ar Ruum ayat 21. “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan kalian dari anfus (jiwa-jiwa) kalian sendiri, aswaaj (pasangan hidup), supaya kalian ber-sakinah kepadanya, dan dijadikanNya di antara kalinan mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”
Inilah yang kita miliki, inilah manhaj yang seharusnya kita jadikan alur dalam merayakan cinta. Sedihnya kebanyakan mereka yang mencantumkan dengan tinta emas di atas undangan mewah tidak menghayati maknanya. Secara ringkas, ada beberapa kata kunci pada ayat di atas.
Min anfusikum. Dari jiwa-jiwa kalian. Artinya, hal yang pertama dibicarakan Al Quran tentang pernikahan dua manusia adalah kesejiwaan. Ruh itu kata Nabi, seperti tentara. Jika kode sama, sandinya nyambung, meskipun belum saling melihat mereka pasti bersepakat. Jika tidak, ya tembak dulu. Apa sih kode dan sandi untuk ruh? Komitmen kepada Allah dan agamanya. Itu saja, itulah kesejiwaan.
Aswajan. Pasangan hidup. Tidak berlama-lama, sesudah kesesuaian jiwa, Al Quran segera mengatakan bahwa mereka menjadi suami istri. Berhentilah mencari orang yang tepat, dan jadikan orang disamping anda yang memang hebat itu menjadi orang yang tepat. Ada dua hal di dunia ini menikahi orang yang dicintai atau mencintai orang yang dinikahi. Yang pertama hanyalah kemungkinan. Sedangkan yang kedua adalah kewajiban.
Litaskunuu ilaiha. Supaya kalian tenteram, tenang padanya. Unik sekali, kata hubung yang dipakai adalah huruf lam (li) yang menunjukan otomatis. Kata Allah, kalau pernikahan dimulai dari kesejiwaan, maka otomatis seorang suami akan merasakan ketenteraman pada istrinya. Lho, kok banyak rumah tangga tidak sakinah? Mungkin karena tidak dimulai dengan kesejiwaan. Apa sih sakinah itu? Secara sederhana, sakinah inilah yang menyebabkan pernikahan disebut separuh agama seseorang. Dengannya seorang insan bisa mengoptimalkan potensinya untuk menjadi hamba Allahh dan pengelola nikmat-nikmat Allah. Tenteram karena gejolak syahwat telah menemukan saluran yang halal dan baik, tenang karena ada sahabat lekat yang siap mendukung perjuangan.
Wa ja ala bainakum mawaddatan. Kemudian ada yang harus diproses dan diupayakan yakni mawadah. Ibnu al Qayyim al jauziyah mendefinisikannya sebagai cinta yang erotis-romatis. Bentuknya bisa ekspresi bathin hingga ekspresi zhahir, dari emosional hingga seksual. Inilah Mawaddah.
Wa (ja ala bainakum) rahmatan. Yang harus diusahakan bukan cuma mawaddah tetapi juga rahmah. Ini pun cinta juga. Cinta yang memberi bukan meminta, berkorban bukan menuntut, berinisiatif bukan menunggu, dan bersedia bukan berharap-harap. Erich Fromm menyebutnya cinta keibuan.
Nah, sekilas inilah alur perayaan cinta yang dituntunkan Al Quran. Jika kita mendesain perayaan cinta dengan plot ini, tanpa bermakud lancang pada Allah, maka bisa dijamin bahwa pernikahan bisa menemukan bahagianya merayakan cinta.
Lho, kok banyak pernikahan yang error? Biasanya karena alurnya kacau. Tidak dimulai dengan kesejiwaan tapi justru dimulai dari mawaddah romatis-erotis. Pacaran, TTM, HTS apapun namanya semuanya adalah mawaddah tanpa sakinah apalagi rahmah.
Perhatian, kado, bunga, cokelat, khalwat, bersentuhan, saling pandang itu semua mawaddah. Bahkan sms nasehat, “bertaqwa kepada Allah” misscalled tahajud, buku dan kaset nasyid, itu juga mawaddah. Jadi yang satu bunga dan cokelat valentine sementara yang lain buku dan kaset dakwah. Tetapi sensasi yang dirasakan adalah sama.
Dikutip dari buku "Saksikanlah bahwa Aku Seorang Muslim" karya ust Salim A Fillah. Semoga posting ini jadi jariyah baginya.