Jumat, 20 Januari 2012

Puncak pass dan Perpisahan Kelas MNJ B 2009 part 2

      Sejuk udara pegunungan, dihias rintik gerimis yang perlahan mulai membesar menjadi hujan  menghapus mendungnya awan. Terdengar suara takbir berkumandang, menggema ke seantero jagat, terlantun dari sang muadzin yang taat, memantul di antara kokohnya bukit, terbawa oleh sejuk angin pegunungan. Sebagai pengingat jiwa bahwa ada kewajiban yang harus dijalankan di waktu Ashar. Lantunan takbir seolah menjawab pertanyaan-pertanyaan: Siapakah yang menciptakan alam yang indah beserta isinya? Siapakah yang menciptakan keteraturan siang dan malam? dan Siapakah yang menurunkan hujan yang membawa berkah untuk penduduk dunia. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Dia yang Satu, tidak beranak dan diperanakan.

      Hujan belum ingin berhenti nampaknya, awan putih yang menggantung adalah tandanya. Deretan pinus bergerak perlahan, bertasbih untuk Tuhan, seru sekalian alam. Selepas melaksanakan sholat Ashar sebagian dari kami -mahasiswa kelas Manajemen b. Fak Ekonomi dan Bisnis UIN Syahid Jakarta- berkumpul di ruang utama menikmati suasana, sambil menunggu teman-teman lain yang belum datang. Ya, memang perjalanan terbagi atas dua gelombang, gelombang pertama adalah kami yang menggunakan sepeda motor datang terlebih dahulu dan gelombang kedua yang menggunakan mobil. Canda tawa dan guyon khas mahasiswa menghangatkan suasana, dengan gelas-gelas kopi mengepulkan asap bak kawah putih Dieng yang menambah nikmat suasana. Opha -bukan nama sebenarnya- membuka obrolan dengan menyitir beberapa kallimat kocak khas pelawak kondang Oppie kumis, lucu. Spontan saja kami semua tertawa, terbahak. Opha memang kocak, semoga ia selalu diberikan kesehatan dan umur panjang, serta keberkahan di usia senjanya.

   Sore itu berbeda dari dua hari sebelumnya, keakraban dan persahabatan terasa begitu nyata, padahal acara belum resmi dibuka. Hujan pun mulai reda, namun gerimis masih mendera, suaranya beradu dengan pohon-pohon pinus yang bergoyang sambil memuji asma Tuhannya. Pekikan handphone memecah suasana, ada kabar kurang bahagia dari kloter kedua. Dua mobil yang sudah disewa dan rencananya akan digunakan untuk perjalanan menuju puncak mengalami kendala. Entah bagaimana ceritanya, kesepakatan dengan pihak rental dibatalkan. Seketika suasana berubah, kepanikan mulai melanda, disusul dengan hawa dingin  yang beriringan dengan turunnya kabut pegunungan, dingin, menusuk tulang. Laa ilaha ila anta Subhanaka inni kuntum minadholimin”. Terlantun doa, seperti yang dibaca Nabi Yunus saat dalam perut ikan. “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang lalim.” Doa dipanjatkan, dipimpin oleh Aal -alumnus pesantren dar el Islam Riau, khusyuk. Berharap diberikan kemudahan oleh Yang Maha Memudahkan, diberi kelacaran atas segala urusan oleh Sang Maha Menetukan. Benarlah bahwa Qadha dan Qadar termasuk rukun yang harus diimani. Dan terbantahkanlah opini Nurcholis Majid dengan rasionalitasnya tentang jumlah rukun iman yang hanya lima -karena dalam bukunya beliau menganggap Qadha dan Qadar tidak perlu diimani.
       Sore itu berbeda dari dua hari sebelumnya, matahari tenggelam kali ini tidak tampak mata, tertutup kabut dan awan serta rimbunnya pinus di sebelah vila. Asap dari gelas-gelas kopi sudah tidak mengepul bak kawah putih, kalah oleh hembusan udara dingin. Hawa dingin terasa begitu menusuk tulang, jaket dan sweter yang kami pakai tidak mampu menghalau udara dingin. Suhu sekitar 19 derajat Celsius cukup membuat dingin aliran darah bagi orang Jakarta. Pekikan handphone kembali terdengar, akhirnya kabar yang ditunggu pun tiba. Kru yang masih di Ciputat berhasil mendapatkan dua mobil pengganti dari rental yang berbeda. Mobil yang layak jalan dan bisa memberikan kenyamanan serta keamanan selama perjalanan. Gelombang kedua pun memulai perjalanan menuju Puncak. Syukur terucap dan Tasbih Menggema di ruangan utama villa. Dia lah Yang Maha Menentukan dan Yang Maha Memudahkan. Seketika Adzan Maghrib berkumandangan menyerukan asma Tuhan. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar