Jumat, 13 Juli 2012

Puncak pass dan Perpisahan Kelas MNJ B 2009 part 1

Pagi itu berbeda dari pagi dua hari sebelumnya, mendung yang biasa menghiasi langit dan gerimis yang menyirami bumi tidak terjadi. Seolah Sang Pencipta alam sedang berbaik hati kepada kami untuk menjalankan hajat kami. Perjalanan ke Puncak dalam rangka Perpisahan kelas MNJ B 2009. Maha Cerdas Allah dengan segala rencanaNya.
Pagi itu berbeda dari dua hari sebelumnya, karena ini adalah pengalaman saya melakukan perjalanan menuju puncak dengan menggunakan sepeda motor. Setelah semua 'kru motor' berkumpul di rumah Fajar, tepat pukul 9.30 WIB touring ke puncak dimulai dengan diiringi doa yang dipimpin oleh AAL. Ciputat dilewati tanpa hambatan, memasuki pinggiran kota Bogor  walaupun masih di wilayah Parung kendala mulai menghadang. Kemacetan panjang yang berpangkal di pasar tumpah Parung menjadi batu sandungan. Namun berkat kemahiran Siddiq memimpin rombongan dan kelihaian Budi memilih jalur membuat semua mudah dilewati dan rombongan motor tidak terpencar satu pun.
Pagi itu berbeda dari dua hari sebelumnya, waktu Dhuha terasa lebih indah dengan hamparan bukit dan pegunungan. tersaji dengan aroma surgawi khas dataran tinggi. Bukti kasih sayang Allah terhadap setiap hamba yang masih sempat bersyukur. Tanjakan tajam mulai menghadang, deru mesin motor semakin kencang, beradu dengan tasbih yang dikumandangkan rumput ilalang. Perjalanan 'kru motor' telah memasuki medan berat. Turunan tajam tersaji dengan tikungan maut nan terjal. Dibingkai dengan pemandangan yang memanjakan mata membuat semua terasa indah. Kru memutuskan untuk istirahat sebelum keluar ke jalan besar di wilayah Cisarua. Sesaat 'jiwa narsis' mulai melanda, sesi foto pun dimulai dipimpin oleh Astriani -satu-satunya wanita dalam rombongan.
Siang pun tiba, matahari tetap setia menjalankan titah Tuhannya. Teriknya membakar jalan raya saat kru memasuki wilayah cisarua. Kemacetan hebat melanda, namun kembali dengan sigap Siddiq dan Budi memimpin rombongan agar tidak terpencar. Kali ini lebih berat karena jalan menanjak, curam. Panas tetap menyengat meski udara dingin perlahan mulai terasa. Sekitar 20 menit kemacetan yang ternyata berpangkal di pintu masuk taman safari bisa dilewati. Kami berhenti sejenak untuk mengumpulkan anggota yang terpisah sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak pass.
Siang itu berbeda dari dua hari sebelumnya, sepuluh menit berselang setelah melewati kemacetan, hawa sejuk pegunungan mulai terasa. Panas terik tertutup oleh awan kumulus pegunungan, tersapu oleh angin dataran tinggi khas surgawi dan teralihkan oleh indahnya alam ciptaan Allah yang Maha Indah. Jalanan yang berkelok dengan tekstur menanjak dilewati dengan lugas oleh kru. Formasi kini lebih rapi dengan Budi di depan sebagai navigasi. Siluet At Ta'wun mulai terlihat, mesjid kebanggaan masyarakat puncak itu terlihat indah dengan latar pegunungan. Sangat sinkron dengan logo kota mereka "Tegar Beriman". Namun sayang seribu sayang, kami terpaksa melewatkan kesempatan untuk menghadap Allah saat Adzan Dzuhur berkumandang, karena mendung telah menutupi langit terang.
Siang itu berbeda dari dua hari sebelumnya, Syukur terucap, Tasbih bergema, Tahmid terdengar saat rombongan kru motor telah sampai di tujuan. Villa yang telah dipesan sebelumnya tegar kokoh menyambut kedatangan rombongan di latarbelakangi bukit dan hutan. Sungguh sesuai harapan. Nikmat yang manakah dari Tuhanmu yang engkau dustakan.

1 komentar:

  1. so Amazing.. pemilihan kata yang sangat memukau.. semoga saya dapat membuat hal yang sama seperti anda lakukan..
    salam Blogger

    BalasHapus